Film animasi ini sarat akan simbol dan budaya khas negara-negara Asia Tenggara, mulai dari pakaian, latar tempat, kuliner, hingga seni bela diri yang banyak disuguhkan.

Alih-alih menjadi karakter putri yang cantik lemah gemulai, sosok Raya sebagai karakter utama di sini ditampilkan memiliki kulit sawo matang khas wanita Asia Tenggara serta memiliki mental baja. 

Raya and The Last Dragon berlatar di Kumandra, sebuah daerah luas di mana naga dan manusia dapat hidup dengan harmonis. Namun, kehidupan harmonis ini diganggu oleh kekuatan jahat yang dapat mengubah manusia dan naga menjadi batu. Naga terakhir yang tersisa dalam pertempuran besar ini akhirnya menggabungkan kekuatan mereka pada sebuah bola naga dan menyerahkan kekuatan tersebut pada naga terkecil untuk menghancurkan kekuatan jahat.

500 tahun kemudian, Kumandra bukan lagi sebuah negara besar. Kumandra terpecah-pecah menjadi lima negara kecil yang diberi nama seperti bagian-bagian naga, mulai dari Talon, Heart, Fang, Spine, dan Tail.

Heart merupakan negara tempat kelahiran Raya sekaligus tempat bersemayamnya bola naga sekaligus pelindung dari sihir jahat. Namun karena suatu hal, bola naga yang menyimpan kekuatan pelindungan para naga jatuh dan terpecah hingga membuat sihir jahat kembali muncul dan mengamuk di berbagai negara.

Film ini akan membuatmu merasa dekat dan terhubung dengan konteks cerita yang ditawarkan, sebab banyak sekali unsur yang bisa dengan mudah kamu kenali. Mulai dari nama Raya yang memiliki arti alam atau semesta dengan sosok wanita Asia Tenggara yang memiliki kulit sawo matang.

Selain itu, pakaian para tokoh, senjata, atribut, bentuk bangunan, hingga latar tempat diambil dari budaya berbagai negara di Asia Tenggara. Bahkan seni bela diri yang banyak mewarnai aksi di film ini juga diambil dari empat negara, yakni Pencak Silat dari Indonesia, Arnis dari Filipina, Muay Thai dari Thailand, serta Dau Vat dari Vietnam.

Negara Fang (Taring) dalam film ini bisa dikatakan cukup menggambarkan budaya Indonesia. Ada banyak hal menarik yang cukup merepresentasikan Indonesia, lho! Di negara Fang, membatik menjadi salah satu budaya yang ditampilkan. Kamu juga bisa menemukan konsep Rumah Gadang yang dipakai sebagai istana di negara ini.

Negara Fang juga dikelilingi oleh sungai-sungai besar dengan bukit-bukit yang mirip sistem terasering. Tentu tidak hanya Indonesia saja yang menjadi latar di film ini, negara tetangga seperti Thailand, Filipina, Myanmar, Vietnam, serta Malaysia juga mendapat porsi yang cukup banyak dalam film ini untuk mengentalkan nuansa Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *