Berbicara adalah sebuah ucapan yang keluar dari mulut. Berbicara adalah hal yang mudah dilakukan oleh kebanyakan orang-orang. Berbicara adalah suatu hal yang mudah dilakukan daripada dibuktikan.

Mengapa orang tidak berbicara dengan dirinya sendiri saja? Ya…karena berbicara atau berinteraksi dengan orang lain itu sangat penting. Menyapa orang itu juga hal yang perlu dilakukan. Namun hal itu berbeda dengan halnya orang yang banyak berbicara atau berbicara yang tidak perlu.

Banyak orang yang berbicara tanpa sengaja bahwa perkataan orang tersebut membuat orang lain merasa tidak percaya diri, sakit hati, kecewa, marah, dll. Apa manfaat banyak berbicara jika ujung-ujungnya dapat membuat mental orang lain down.

Motivasi untukmu yang dekat dengan orang yang banyak omongnya saja. “Abaikan dan hiraukan saja perkataan orang tersebut jika perkataannya tidak berguna untukmu, dengarlah perkataan orang tersebut jika itu membantumu.” Dizaman sekarang ini berbicara tanpa aksi dan bukti itu adalah hal yang kuno.

Tidak perlu banyak berbicara, teruslah berjuang dengan caramu sendiri dan buktikan kamu bisa meraih impian masa depanmu yang cerah. Tidak perlu terburu-buru dalam membuktikan semua itu. Lakukan saja apa yang menurutmu adalah suatu hal yang pasti untuk menuju sebuah impian.

Jika kamu salah maka bukan sepenuhnya itu kesalahan. Karena kesalahan itu adalah sebuah proses yang harus dilakukan. Hidup di dunia ini tidak seperti mie instan yang langsung jadi. Untuk meraih sebuah impian harus dilalui dengan niat dan proses yang rumit.

Tong kosong nyaring bunyinya, orang yang bodoh biasanya banyak bualannya atau cakapnya.”

6 thoughts on “Mengapa Orang Hanya Pandai Berbicara?”
  1. Artikel ini menyoroti fenomena di mana beberapa individu cenderung lebih pandai dalam berbicara daripada bertindak. Ini menggambarkan dilema komunikatif di mana keahlian verbal terkadang diutamakan daripada tindakan nyata. Meskipun kemampuan berbicara penting untuk menyampaikan ide dan konsep, namun tanpa tindakan yang konkret, kata-kata seringkali hanya menjadi angin lalu. Artikel ini menciptakan kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara komunikasi yang efektif dan tindakan nyata. Selain itu, itu juga mendorong pembaca untuk merefleksikan cara mereka berinteraksi dengan dunia, menekankan pentingnya implementasi aksi yang konsisten dengan kata-kata yang diucapkan.

  2. Kemampuan berbicara seseorang anak biasanya telah nampak dan kelihatan ketika anak tersebut masih belajar di SD, disitu kita sudah dapat melihat, seorang anak yang punya kemampuan untuk berbicara, ketika tampil pada kegiatan Muhadharah contohnya, seorang anak yang pandai berbicara dia akan mampu merangkai kata-katanya dengan baik, misalnya ada anak yang berpidato, dengan mudah ia merangkai kata-katanya dengan baik seolah-olah ia tidak membaca teks yang telah ia hafal, atau seorang anak yang gemar berpuisi, ia mampu menggunakan intonasi yang sangat bagus sehingga orang-orang yang mendengarnya menjadi terpukau dengan puisi yang dibacakannya dengan perasaan.

    Kemudian ketika ia telah duduk di bangku SMP, kemampuan berbicaranya akan berangsur-angsur akan jauh lebih baik ketimbang ia duduk di SD, jiwa seseorang yang akan pandai berbicara di muka umum perlahan mulai menonjol dibandingkan dengan kawan-kawan nya sehingga menjadikannya sebagai seseorang mampu menjabat amanah sebagai ketua OSIS misalnya,
    Kemudian ketika ia telah duduk di bangku SMA, kemampuan berbicaranya akan semakin lebih meyakinkan lagi dibandingkan dengan ketika ia duduk di bangsu SMP karena semakin dewasa nya dalam mematangkan diri. Dia akan semakin percaya diri, makin berwibawa, sehingga buah tuturnya akan sarat dengan makna.

    Lanjut ketika ia duduk di bangku Perkuliahan, Di situlah ia akan tampil dengan kepiawaiannya sebagai seorang pembicara yang baik. Bisa jadi ia akan menjadi seorang Ketua BEM atau pun telah dilirik oleh kampus untuk posisi tertentu, bahkan instansi dari luar pun akan memanfaatkan dirinya dalam memegang suatu job tertentu.

    Tetapi terkadang ada seseorang yang mempunyai keahlian berbicara, banyak berbicara, senang berbicara atau di setiap pertemuan dia akan selalu tampil mendominasi sebagai pembicara, seolah-olah apabila dia tidak berbicara, dia tidak akan merasakan suatu kebahagiaan dan kepuasan.

  3. “MENGAPA ORANG HANYA PANDAI BERBICARA?” , topik yang sangat menarik yang dibahas oleh penulis. Singkatnya lebih mudah mengatakan dari pada harus berbuat, betul bukan?. Sayangnya hal ini banyak disalah artikan oleh sebagian orang, yang terlalu banyak bicara namun sama sekali tidak melakukan apa-apa, aneh tapi nyata adanya. Dalam artikel yang ditulis oleh penulis saya sangat menyetujui bahwa di zaman sekarang berbicara tanpa aksi dan bukti sudah menjadi hal yang kuno, karena menurut saya hal itu sudah sangat klasik. Beberapa kali bahkan mungkin berkali-kali perkataan melukai perasaan orang lain tidak terasa yang berdampak kepada yang mendapatkan perkataan. Kita sebagai manusia yang memiliki hati harus menyadari bahwa yang memiliki hati bukanlah kita sendiri. Terkadang kita mudah mengatakan sesuatu yang dapat menyakiti perasaan orang lain tanpa kita sadari, jagalah perkataanmu karena mulut mu adalah harimau mu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *