JIHAD SANTRI

Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Peringatan hari Santri adalah moment bagi mereka yang sedang nyatri, (siswa dan mahasiswa) yang belajar di Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi Islam, mereka yang alumni, pimpinan, guru dan semua pihak yang punya hubungan dengan dunia Pesantren, Madrasah dan Perguruan Tinggi Islam.

Tujuan peringatan Hari Santri Nasional adalah untuk memperingati peran santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Hari Santri Nasional pertama kali oleh kalangan pesantren untuk mengenang jasa para kaum santri bagi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Maksud yang terkandung dalam jihad santri luas cakupannya, tulisan ini ingin mengungkap jihad utama yang wajib melekat kuat dihati setiap mereka yang pernah hidup di dunia santri, spektrum jihad santri dapat dibaca pada (QS. At-Taubah 9: Ayat 122)

Pesan penting dari QS. At-Taubah ayat 122 yaitu:

  1. Jihad di Medan Perang
    Jihad dalam makna perang melawan musuh Islam adalah kewajiban yang melekat pada setiap santri. Mafhum mukhalafah dari pangkal ayat itu bahwa perang untuk menegakkan dan mempertahankan kebenaran Islam adalah kewajiban..
  2. Tafaqquhfiddin
    Jihad tafaqquhfidfin kaum santri di era digital ini hendaknya semangkin terkonsolidasi dan terencana dengan baik dan terukur. Pengkajian dan pengajian mesti dilakukan secara paralel, tanpa harus melemahkan satu dengan yang lain.

Jihad santri ini, sekaligus dapat menjayakan bangsa, ketika kaum santri efektif menjadi penggerak bagi umat dan bangsa. Santri yang sudah terlatih hidup sederhana (zuhud), terbiasa dalam iklim yang ramah dengan siapapun (ukhuwah) dan tidak berorientasi material berkelebihan (qana’ah) adalah asset sumber daya manusia yang mulia, bernilai tinggi di saat virus ganas dari kehidupan materilistrik, hedonistik dan pragmatis sebagai elemen masyarakat.

KARAKTER SANTRI

Sejumlah karakter disematkan pada diri seorang santri, antara lain:

– Teosentrik, yakni sebuah nilai yang didasarkan pada pandangan bahwa suatu kejadian berasal, berproses, dan kembali kepada kebenaran Allah SWT.

– Sukarela, yakni yang tercermin dari kepasrahan seorang santri dalam belajar di pondok pesantren.

– Kearifan, yakni bersikap sabar, rendah hati, patuh pada ketentuan hukum agama, mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, dan mendatangkan manfaat bagi kepentingan bersama. Termasuk juga dalam menghormati perbedaan dan keberagaman.

– Kesederhanaan dan Kemandirian, ini juga karakter khas dari seorang santri yang tidak tinggi hati dan sombong walaupun berasal dari orang kaya atau keturunan bangsawan. Pesantren yang serba terbatas dari fasilitas, berperan membentuk karakter kesederhanaan dan kemandirian ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *